Rabu, 25 Mei 2011

Komplikasi Hipertensi

Hipertensi disebut dengan Silent Killer, hal ini dikarenakan Hipertensi terkadang tidak memberikan gejala yang berarti bagi penderita. Menurut Santoso (2010) akibat dari sifat penyakitnya yang tidak memberikan gejala hingga terdeteksi, maka penderita pada umumnya :
Hal tersebut membuat penderita mudah mendapat komplikasi dari hipertensi dan merupakan keadaan tragis karena kenaikan tekanan darah yang sebenarnya tidak fatal menjadi benar-benar dapat menyebabkan resiko kematian dini.
Komplikasi hipertensi terjadi karena kerusakan organ yang diakibatkan peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam waktu yang lama. Organ-organ yang paling sering rusak disebut target organ hipertensi. Target organ hipertensi menurut Marliani (2007) adalah pada otak, mata, jantung, pembuluh darah dan ginjal.
1. Otak 
 Tekanan darah yang tinggi pada pembuluh darah otak mengakibatkan pembuluh darah sulit untuk meregang sehingga darah yang ke otak kekurangan oksigen. Pada otak, hipertensi akan menimbulkan komplikasi cukup mematikan yaitu terjadinya stroke atau CVA (Cerebrovascular accident). Apabila hipertensinya dapat dikendalikan, resikonya pun menjadi menurun. Menurut Santoso (2010), ada 3 kemungkinan stroke yang bisa diderita sebagai komplikasi hipertensi :
    1. Sroke Emboli 
Awalnya terjadi pengerasan arteri pada lapis dalam dari pembuluh arteri besar berbentuk bopeng-bopeng, bergelombang, atau berisi bekuan darah di area kasar ini.
Dinding yang bergelombang dapat pecah dan gumpalannya akan tersangkut pada aliran pembuluh darah berikutnya. Pecahan tersebut mengakibatnya aliran darah ke otak tidak lancar dan menyebabkan iskemia pada jaringan otak.
2 Stroke Atherotrombotik 
Penyempitan arteri dapat sangat hebat sehingga aliran darah terhalang. Hal ini bisa dikarenakan efek penyempitan atau karena pembentukan klot pada arteri yang menyempit, akibatnya adalah stroke atherotrombik.
3. Stroke Hemorrhargic 
Ketika tekanan darah cukup tinggi, pembuluh darah arteri dapat pecah sehingga menyebabkan perdarahan ke otak. Tipe keluhan ini sering berupa nyeri kepala hebat bahkan kadang hingga tak sadarkan diri diiringi suara nafas ngorok. Karena tengkorak sifatnya tidak akan berubah, maka kebocoran cairan darah ke otak meningkatkan tekanan dalam rongga kepala dan kerusakan otak secara langsung. Perdarahan yang terjadi ini sendiri, dapat dibagi menjadi dua berdasarkan lokasi perdarahan, diantaranya :
     a. Perdarahan dalam parenkim otak
Biasanya terjadi sangat mendadak pada orang tua dengan tekanan darah yang tinggi. Karena jaringan otak terdorong, timbul gejala kelainan fungsi saraf, antara lain kelainan fungsi motorik yang meliputi kelumpuhan otot sebelah badan, disartria atau gangguan berbicara, disfonia, kelainan fungsi sensorik atau sensibilitas seperti kelainan sebelah badan dalam merasa. Perdarahan dalam parenkim mengakibatkan kesadaran menurun sampai koma bila volume darah lebih dari 50cc. Pada saat permulaan perdarahan, penderita merasa sakit kepala hebat, muntah dan kadang mengalami kejang.
b. perdarahan subarakhnoid 
Di luar parenkhim otak terdapat suatu rongga yang dinamakan ruang subarakhnoidal. Gejala yang terjadi pada perdarahan tipe ini hampir sama dengan perdarahan dalam parenkim otak, tetapi biasanya disertai dengan gejala kaku kuduk. 
2. Mata 
Hipertensi menyebabkan pembuluh darah halus pada retina (bagian belakang mata) robek dan terjadi perdarahan. Darah merembes ke jaringan sekitarnya sehingga dapat menimbulkan gangguan penglihatan (pandangan kabur) hingga kebutaan. Kondisi ini dinamakan dengan Retinopati Hipertensi.
3. Jantung 
Seperti otot yang dipaksa untuk bekerja ekstra, begitu pula jantung, jantung akan membesar ketika ia harus memompa melewati tekanan lebih tinggi dari normalnya. Meskipun jantung dapat mengatasi ini sekalipun untuk jangka waktu yang lama, namun pada akhirnya ia akan mengalami kelelahan dan gagal bekerja. Ketika hal ini terjadi, maka ada kecenderungan akumulasi cairan, yang bisa dibuktikan dengan adanya bengkak di kaki maupun di paru menjadi penuh berisi air. Bila tidak segera ditangani kondisi ini akan menjadi bertambah parah. Kondisi ini mencerminkan jantung benar-benar sulit menjalankan fungsinya sebagai organ pemompa darah. Mulanya sesak ketika sedang beraktivitas, dan pada akhirnya saat istirahat pun susah bernafas. Kondisi ini dikenal sebagai HHF (Hard Heart Failure).
4. Pembuluh Darah 
Komplikasi yang terjadi pada pembuluh darah, antara lain :
Arteriosklerosis merupakan pengerasan pembuluh darah arteri. Pengerasan pada dinding arteri ini terjadi karena terlalu besarnya tekanan. Karena hipertensi, lama kelamaan dinding arteri menjadi tebal dan kaku. Pengerasan pada arteri ini mengakibatkan tidak lancarnya aliran darah sehingga dibutuhkan tekanan yang lebih kuat lagi sebagai konsekuensinya.
Aterosklerosis merupakan penumpukan lemak pada pembuluh darah arteri. Penumpukan lemak dalam jumlah yang besar disebut plak. Penumpukan plak ini dalam pembuluh darah sangatlah berbahaya karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga organ-organ tubuh akan kekurangan pasokan darah. Aterosklerosis paling sering terjadi pada pembuluh arteri yang melewati jantung, otak, dan ginjal, juga pada pembuluh darah besar seperti aorta abdominalis di dalam perut dan tungkai.
Epistaksis pada pasien hipertensi merupakan suatu kompensasi dari tubuh terhadap adanya tekanan darah yang tinggi. Epistaksis yang terjadi adalah epistaksis posterior yang berasal dari pecahnya arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior. Sebagian besar darah mengalir ke rongga mulut dan memerlukan pemasangan tampon posterior untuk mengatasi perdarahan.
Aneurisma merupakan suatu keadaan dimana terjadi gambaran seperti balon pada dinding pembuluh darah karena tidak elastisnya pembuluh darah akibat kerusakan yang timbul. Aneurisma ini paling sering terjadi pada pembuluh darah arteri yang melalui otak dan pembuluh darah aorta yang melalui perut. Aneurisma ini sangat berbahaya karena bisa pecah yang dapat mengakibatkan perdarahan yang sangat fatal. Gejala yang dapat timbul dari aneurisma ini adalah sakit kepala hebat yang tidak bisa hilang bila terjadi pada arteri otak, dan sakit perut berkepanjangan jika terjadi dalam perut.
Arteri koronaria adalah pembuluh darah utama yang memberi pasokan darah pada otot jantung. Apabila arteri ini mengalami gangguan, misalnya karena plak, aliran darah ke jantung akan terganggu sehingga jantung akan kekurangan darah dan tidak dapat bekerja memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi inilah yang disebut dengan Penyakit Jantung Koroner.
5. Ginjal 
Ginjal menerima seperlima darah yang beredar ke seluruh tubuh pada setiap denyut jantung. Fungsinya menyaring produksi sisa dari darah dan menjaga keseimbangann garam, asam, dan air dalam darah.
Hipertensi dapat merusak ginjal sehingga menganggu fungsi normalnya yang salah satunya adalah mengatur tekanan darah. Dengan sendirinya rusaknya organ ini akan memperburuk tekanan darah tinggi. Akhirnya hipertensi semakin mengganas dan ginjal semakin kehilangan kemampuannya untuk membuang produk sisa darah. Akibatnya ginjal tidak lagi mampu menyaring racun dari aliran darah, akhirnya racun menumpuk dalam darah. Kondisi inilah yang disebut dengan Gagal Ginjal.

....ATUR NUHUN....